"Kami sangat bangga dan terima kasih karena ditunjuk sebagai tempat pertama yang disinggahi Suzuki Titan 115,” ungkap Ronny Kurniawan, Direksi Medan Jaya, selaku salah satu main-dealer Suzuki di Jogja.
Ungkapan itu sekaligus menandai hadirnya varian bebek baru dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), selaku penjual Suzuki di Indonesia. Lewat Suzuki Titan 115, kini segmen pasar bebek low-end 110 cc pabrikan berlambang ‘S’ itu akan beralih. Dari Suzuki New Smash, kini menjadi Suzuki Titan 115.
“Kami coba tawarkan produk baru ke konsumen. Memang, beberapa tahun ini Smash belum dilakukan penyegaran,” ungkap Setiawan Surya, Direktur Marketing 2W SIS. Ya, Suzuki Smash sendiri sudah beranjak 8 tahun usianya. Dan, terakhir dilakukan penyegaran di 2006 lalu.
“Semoga dengan hadirnya Titan, bisa membawa Suzuki kembali ke masa jayanya,” tambah Setiawan yang ramah. Apalagi, Titan memang mengusung ubahan yang cukup drastis ketimbang versi Smash sebelumnya.
Meski masih mengusung nama depan Smash, tapi secara spek engine semua yang diaplikasi Titan tergolong baru. Berbeda dengan Smash atau New Smash. Itu Em-Plus rasakan ketika melakukan first ride pacuan yang punya isi silinder 113 cc itu di Jogja. Tentunya, atas undangan PT SIS yang bertajuk media gathering.
Dengan Suzuki Titan 115 tipe SR, Em-Plus coba lakukan first ride dengan berkeliling Kota Gudeg itu. Seperti yang disebutkan di atas, menunggangi varian yang digolongkan sebagai bebek 115 cc itu terasa beda ketimbang menunggangi New Smash.
Hal ini, bisa disebabkan dari konfigurasi stroke dan bore yang diaplikasi Titan. Jika varian New Smash hanya mengusung piston 53,5 mm dan langkah 48,8 mm, kini Titan hadir dengan diameter piston 51 mm dan stroke 55,2 mm.
Perbedaan ini, sangat terasa melalui torsi awal yang ditawarkan. Dengan stroke yang lebih panjang, tenaga bawah yang dihasilkan jadi lebih menghentak. Sehingga, untuk memulai perjalanan tak perlu membuat putaran mesin berkitir lebih tinggi.
Tenaga yang ditawarkan ini berlaku untuk semua gigi. Torsi yang dimiliki terasa cukup besar. Tentunya dari kelebihan ini, bisa mempengaruhi pada tingkat konsumsi bensin. Ya, dong! Kan, dengan memutar grip gas sepertiga putaran saja motor sudah bisa berjalan. Sehingga, bukaan skep dari karburator Mikuni VM18SH yang diaplikasi tidak perlu membuka terlalu tinggi. Bahan bakar pun, jadi tak perlu banyak menyembur ke ruang bakar.
“Ini salah satu kelebihan dari banyak kelebihan yang coba Suzuki tawarkan. Dengan desain baru, Titan juga sudah diyakini minim getaran dan noise. Juga, responsif di putaran bawah dan menengah,” pasti Joko Utomo, Deputy GM Marketing 2W SIS.
Selain dari power dan torsi berlebih yang dimiliki, sepertinya Titan tetap mewariskan apa yang dimiliki varian sebelumnya. Handling yang dimiliki, tergolong gesit. Untuk bermanuver dengan Titan di tengah padatnya kota Jogja, tergolong mudah.
Tetapi, saking mudahnya setang jadi seperti enteng sih. Mungkin jika komstir lebih dikencangkan lagi, akan makin mantap buat bermanuver. Kelincahan yang diaplikasi, tidak terlepas dari jarak sumbu as roda yang dimiliki.
Jika Smash punya jarak sumbu roda 1.240 mm, maka Titan yang juga kepanjangan dari ‘Tiada Tanding’ ini memiliki wheelbase 1.225 mm. Meski lebih pendek sedikit, tentu tetap akan pengaruhi handling dong!
Oh ya! Secara disengaja, Em-Plus coba sedikit bermain dengan gigi persneling ketika berhenti di lampu merah. Dari gigi 4 yang terakhir dipakai, untuk kembali ke posisi netral dicoba dengan menginjak tuas ke depan. Eh, taunya tetap bisa. Artinya, memiliki tipe rotari lho.
Bicara soal kelebihan lain yang diaplikasi Titan 115 ketimbang Smash, tentu masih ada lagi. Yaitu, teknologi lebih di sektor karburator. Makanya, boleh dibilang, Titan merupakan penyempurnaan dari Shogun dan Smash.
“Titan memiliki teknologi Throttle Position Sensor di karburator. Ini membuat pencampuran bahan bakar dan udara semakin sempurna. Ini juga yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit,” tutur Hariadi, 2W Marketing-Service Area Respresntative Group Leader Assistant Manager SIS.
Memang! Dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam, Em-Plus menjajal Titan untuk menempuh jarak 22,1 km. Konsumsi bensin yang terpakai, hanya 350 cc.
Itu artinya, Titan sanggup menghabiskan 1 liter Premium untuk jarak 65 km. Tentunya, dengan kondisi jalan yang stop and go. Misal, berhenti di lampu merah layaknya berkendara normal.
Bicara soal harga, sayang seribu sayang! Sebab, seperti yang ditegaskan oleh Joko tadi. Kesempatan kali ini memang bukan untuk launching produk. Tapi, baru sebatas memperkenalkan Suzuki Titan 115 kepada media.
“Kita ada tiga model yang ditawarkan. Titan 115, Titan 115R dan 115SR. Harga terendah bermain di kisaran Rp 10,5 jutaan. Yang jelas, di bawah kompetitor kita lah,” buka pria ramah dan dandy itu sembari bilang bahwa Titan 115 bakal mengaspal resmi pada 25 Mei.
buktikan............
0 komentar:
Post a Comment